Kore wa unmei ka? (This is fate?) chapter 1

       Prolog

Hari disaat aku melihatmu, takdirkah ..atau memang hanya kebetulan ..
Tapi aku tidak pernah percaya dengan yang namanya takdir ..
Bagiku takdir itu hanyalah kebetulan yang berulang kali terjadi ..
Bahkan siapapun bisa membuat takdir itu sendiri ..
Tapi, sejak bersama denganmu .. 
Aku tak peduli lagi ini takdir atau tidak .. 
Yang kutahu perasaanku padamu bukan sesuatu yang bisa dibuat hanya karena takdir belaka ..


                                                                                                             
Chapter 1      

       SREEEEKK.. Suara pintu geser kelas terbuka.
        “Oikawa-san!”

Nani1?” jawab gadis belia yang sibuk dengan novel yang baru saja dipinjamnya. 


“Apa kau sudah lihat, pengumuman nilai tertinggi bulan ini? Sepertinya namamu berada di urutan kedua,” ujar Izumi Hisha memberitahu Oikawa Kurumi yang sepertinya terlihat serius membaca.

“Benarkah?! Kau tidak salah lihat kan?” tanya Kurumi penasaran langsung meletakkan novelnya seketika.

Aah2, aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, kau kan lihat kalau aku pakai kacamata, kau bisa meragukanku kalo aku tidak memakainya,” angguk Hisha dengan pasti, sambil membetulkan letak kacamatanya. 

“Aku justru ragu karena kau pakai kacamata.” Kurumi tertawa kecil mendengar komentar temannya tersebut. Izumi Hisha memang cukup bermasalah dengan penglihatannya, dia tidak bisa melihat benda-benda jauh dengan jelas.

“Huh, kau ini. Aku kan sudah berniat membantumu.”

“Ahaha, wakatteru yo3. Jangan cemberut begitu, aku hanya bercanda. Baiklah, arigatou4 Izumi-kun,” ujar Kurumi tersenyum langsung meninggalkan bangku yang baru saja dia duduki tadi.

Benarkah aku peringkat kedua? batin Kurumi sambil berjalan menyusuri koridor lantai dua SMU Asakura, dengan memegang novel yang tadi dia baca. Tidak lama Kurumi menghentikan langkahnya tepat di depan papan pengumuman. Matanya terpaku pada seseorang yang juga tampak memerhatikan papan pengumuman. Pandangan orang itu terlihat cuek dengan penampilannya yang berantakan.


   “Ah, anoo..5, bukankah kau Arai-kun dari kelas 2-1? Lagi-lagi kau diperingkat pertama, omedetou ne6,” sapa Kurumi menggunakan nama keluarga Arai agar lebih sopan, berdiri di belakang Arai You, dan ikut melihat daftar peringkat yang tertera di papan pengumuman.

Arai You hanya melihat Kurumi sekilas, lalu berbalik kembali mengamati papan pengumuman itu. Tak lama Arai You berbalik meninggalkan Kurumi tanpa mengucap satu patah kata pun.

“Huh, apa-apaan sikapnya barusan. Kenapa bisa ada orang sedingin itu sih. Aku kan sudah mengucapkan selamat, setidaknya dia harus membalasnya,” gerutu Kurumi cemberut. Tapi syukurlah, ternyata aku benar-benar peringkat kedua, batin Kurumi sambil tersenyum memandang papan pengumuman yang ada di depannya.

Kurumi tidak menyadari bahwa Arai You yang berjalan belum jauh darinya, tersenyum simpul mendengar apa yang baru saja dikatakan Kurumi.

        Dua jam kemudian saat pulang sekolah.
Kurumi menatap keluar jendela kelasnya yang terletak di lantai dua, tempat duduknya bersebelahan langsung dengan jendela, sehingga ia dapat leluasa melihat keluar kelas dengan bebas. Sekarang sudah jam pulang sekolah, namun masih banyak anak-anak yang belum pulang.

“..Rumi-chan! Ku~rumi!” panggil gadis di depan tempat duduknya, Iwamoto Yumi. “ Kau melamun, ada apa?”

Kurumi menggeleng pelan. “Ah, tidak. Aku hanya melihat pemandangan di luar. Sebentar lagi akan masuk musim dingin ya? Rasanya cepat sekali.”

“Oh, ya. Kau benar, semakin hari terasa semakin dingin saja, huft. Lagi pula ini sudah memasuki awal bulan Desember bukan.” Yumi mengusap-usap kedua lengannya . “Ayo, pulang. Tugas mu sudah selesai semua bukan?”

Kurumi mulai memasukkan buku-bukunya ke dalam tas. “Ya. Tunggu saja aku di depan gerbang sekolah, aku masih harus membereskan barang-barangku dulu.”

“Baiklah, kutunggu di depan gerbang sekolah ya!” ujar Yumi meninggalkan Kurumi.

Sepertinya aku harus cepat pulang hari ini, aku belum menyelesaikan pr matematika ku, batin Kurumi sambil memakai jas almamater sekolahnya. Sesampainya di bawah, ia langsung menuju tempat penyimpanan sepatu, untuk mengganti sepatu yang digunakannya menjadi sepatu untuk di luar sekolah. Dan bergegas ke gerbang sekolah.

“Maaf sudah membuatmu menunggu, Yumi-chan,” ujar Kurumi memegang lututnya, mengatur nafas setelah berlari menuju gerbang sekolah.

“Ah, tidak, ayo pulang,” sahut Yumi berjalan di depan Kurumi. “Seharusnya kau tidak usah berlari seperti itu, aku kan tidak akan meninggalkan mu.”

“Tidak, hanya saja aku takut membuatmu menunggu lebih lama lagi,” ujar Kurumi tersenyum, mengejar Yumi, berjalan disampingnya.

Mereka berdua sejenak terdiam.

“Apa kau akan pergi ke acara Hiro-kun nanti? Sudah hampir setahun kau menghindarinya, sejak saat itu,” tanya Yumi memulai pembicaraan.

Kurumi terdiam  terdiam sejenak. “Ya, sepertinya aku akan datang ke acaranya nanti.”

“Apa kau baik-baik saja?”

“Tentu saja, lagi pula tidak enak dengan Hiro, dia kan sudah mengundangku,” ujar Kurumi tertunduk tersenyum miris mengingat apa yang terjadi tahun lalu. Natsume Hiro, yang merupakan tetangga, teman kecil sekaligus cinta pertamanya.
                                   
1Apa?
2Ya (ungkapan yang biasa digunakan oleh orang Jepang sama dengan kata “hai”)

3Aku tahu                                                               

4Terima kasih

5Umm, anu (menyerupai gumaman)

6Selamat ya

~To be continued (ω) thanks for reading
Karin

Comments

Popular posts from this blog

What's your gender, Princess? | Chapter 18

What's your gender, Princess? | Chapter 13

What's Your Gender Princess? | Chapter 16