Kore wa unmei ka? (this is fate?) chapter 3
Chapter 3
Arai You sudah berencana untuk pulang cepat hari ini, tapi
ia teringat kalau ia mau membeli kado untuk Arai Ichigo, adik perempuannya yang
sedang berulang tahun. Saat dia tiba di kawasan pertokoan, ia melihat Kurumi.
Ah, bukankah itu Oikawa Kurumi? Apa yang dia lakukan disini
sendirian? tanya You pada dirinya sendiri. Sebaiknya kuikuti saja, rasanya
tidak baik membiarkan dia berjalan sendirian.
You mengikuti Kurumi memasuki sebuah toko aksesori, saat itu
You melihat Kurumi terdorong
oleh seseorang dan hampir terjatuh. Ia langsung menahan tubuh Kurumi dari
belakang.
“Berhati-hatilah,” katanya langsung.
Kurumi langsung menoleh ke
arahnya. “Ah! Arai-kun!”
Perhatian Kurumi yang sempat teralihkan langsung kembali ke
arah You. “Terima kasih sebelumnya Arai-kun. Eh, tapi ngomong-ngomong apa yang
sedang kau lakukan disini?”
You tetap diam, tidak tahu harus bilang apa. Rasanya tidak
baik kalau aku bilang, aku mengikutinya, ujarnya dalam hati.
“Oii11, Arai-kun. Bukannya aku tidak tahu berterima kasih
ditolong olehmu, tapi bisakah setidaknya kau menyahuti perkataanku? Aku sedikit tersinggung tahu, kalau
kau mendiamiku seperti ini.”
“Aku tahu,” sahut You
tiba-tiba.
“Hah? Kalau kau tahu,
kenapa kau masih melakukannya? Ugh, dasar,” gerutu Kurumi.
You hanya tersenyum
mendengar kata-kata Kurumi.
You melihat Kurumi
terperangah. “Ada apa?”
“Ah, tidak. Hanya saja baru
kali ini aku melihatmu tersenyum,” ujar Kurumi dengan muka tertunduk menyembunyikan
wajahnya yang sedikit memerah. “Oh ya, kau belum menjawab pertanyaanku tadi.
Apa yang sedang kau lakukan disini?”
“Kau sendiri sedang apa
sendirian disini?”
“Hei, jangan mengembalikan
pertanyaan orang lain saat orang itu sedang bertanya padamu.”
“Bukan urusanmu.”
“Kalau begitu, kau juga
tidak perlu tahu aku sedang apa sendirian disini,” ujar Kurumi membuang muka dan
melipat tangannya.
“Aku memang tidak ingin
tahu,” jawab You berkeliling di dalam toko meninggalkan Kurumi.
“Ugh, kau betul-betul
menyebalkan Arai You,” gerutu Kurumi sambil
pergi menyusul You.
Ada yang aneh dengannya,
entah kenapa ia merasa peduli pada gadis itu, pikirnya. Apa yang sebaiknya
kuberikan pada Ichigo? pikirnya lagi ketika teringat benda apa yang ingin
diberikannya kepada Ichigo, adiknya.
“Kau mencari sesuatu ya?”
tanya Kurumi tiba-tiba yang sudah berada di sampingnya.
“Bukan urusanmu.”
“Terserahlah, yang penting
aku hanya ingin membantumu, anggap saja
ucapan terima kasih sudah menolongku tadi,” ucap Kurumi ringan tanpa
menoleh ke arah You. Kurumi sedikit membungkuk memerhatikan aksesori yang ada
di depannya.
“Aku mencari kado,” sahut
You tiba-tiba.
“Untuk siapa?” tanya Kurumi
ingin tahu, lagi.
“Adikku, dia berulang
tahun.”
“Waah, benarkah? Adik perempuan?
Kukira kau anak tunggal,” ujarnya tersenyum.
You yang melihat ekspresi
Kurumi itu pun ikut tersenyum.
“Bagaimana kalau kau
menghadiahkan adikmu kalung ini?” usul Kurumi sambil memegang liontin dengan
bandul strawberry dan permata-permata kecil di tengahnya sebagai bintik-bintik
pada strawberry.
“Hm, tidak buruk. Ya sudah,
bawa
saja ke
kasir.”
You langsung mengeluarkan
beberapa lembar uang begitu tiba di meja kasir. “Tolong dibungkus.”
“Hadiah untuk pacarnya ya?
Manis sekali, kalian berdua serasi loh,” celetuk wanita penjaga kasir.
“Ah, tidak. Kami tidak
pacaran,” seru Kurumi dan You bersamaan.
“Ah,
sudahlah. Tidak usah malu-malu. Remaja sekarang terlalu malu untuk mempublikasikan hubungannya
ya, haha. Yak, ini barangnya sudah dibungkus. Arigatou gozaimashita,” ujar
wanita penjaga kasir sambil menyerahkan barang yang dibeli You dan sedikit
membungkuk.
“Ha~h, sampai-sampai
dikatai berpacaran dengan Arai-kun,” gumam Kurumi begitu keluar dari toko.
You sedikit mendehem. “Ayo,
ku antar kau pulang.”
“Hah? Kenapa?” tanya Kurumi
heran.
“Seperti kata-katamu tadi,
anggap saja ini sebagai ucapan terima kasihku karena sudah menemaniku membeli
kado,” jawab You sambil berjalan. “Lagi pula hari sudah mulai gelap, tidak baik
anak perempuan berjalan sendirian di saat seperti ini,” tambahnya.
Kurumi tertegun mendengar
jawaban You, kemudian tersenyum.“Baiklah kalau kau memaksa.”
“Huh, siapa bilang aku memaksa,” balas You
memalingkan wajahnya yang tersenyum kecil.
“Kalau begitu aku pulang
dulu,” pamit You sesampainya di depan rumah Kurumi.
“Ah, Arai-kun!” sahut
Kurumi saat You akan pergi.
“Mm?”
“Anoo.. arigatou sudah
mengantarku pulang, Arai-kun.”
“Tidak, bukan apa-apa.”
“Hati-hati ya!”
“Aah, wakatteru yo,”
jawabnya sebelum pergi meninggalkan Kurumi. “Masuklah ke rumahmu.”
“Um, baiklah.”
You berbalik meninggalkan
Kurumi yang masuk ke rumahnya. Ia sempat mengeluarkan dan melihat hadiah yang
dibelinya bersama Kurumi. Lagi-lagi ia tersenyum mengingat ekspresi Kurumi saat
di toko tadi. Entah yang kesekian kalinya dia tersenyum karena Kurumi selain dengan
orang-orang terdekatnya.
Beberapa menit kemudian You
tiba di rumahnya. “Tadaima!12”
katanya sambil melepaskan sepatu.
Muncul seorang anak kecil
berumur sembilan tahunan berlari memeluk You. “Okaeri13, Oniichan14,”
serunya tersenyum.
“Tadaima, Ichigo,” kata You
sambil mengusap-usap kepala Ichigo dengan tersenyum.
Ichigo yang kepalanya
diusap-usap oleh You semakin mengembangkan senyumnya. “Kenapa hari ini Oniichan
pulang lebih lama?” tanya Ichigo dengan polos.
You langsung menggandeng
tangan Ichigo ke ruang keluarga.”Ada yang harus Niisan kerjakan tadi di
sekolah. Ah, ini hadiah ulang tahunmu, semoga saja kau menyukainya,” ujarnya
sambil mengeluarkan hadiah yang tadi dibelinya saat tiba di ruang keluarga.
Ichigo buru-buru membuka hadiah
yang diberikan You. Senyumnya kembali mengembang setelah melihat apa hadiah
yang dia dapat.
“Bagaimana?” tanya You,
setelah Ichigo membuka hadiahnya.
“Waah, kirei ne15,” jawabnya terkagum-kagum memegang kalung
berbandul strawberry itu. “Arigatou, Oniichan.”
Ayah dan Ibu You yang
berada di ruang keluarga sempat terdiam melihat apa yang terjadi, kemudian
tersenyum melihat tingkah kedua anaknya. “Tidak biasanya kau pulang terlambat,
ada apa?” tanya Ibunya.
“Ada teman yang minta
ditemani ke suatu tempat,” jawabnya.
“Oh, perempuan?” tebak Ibu
You.
“Ti.. tidak, siapa
bilang?!” sanggah You gelagapan. Dari mana Okaasan16
tahu? pikir You. Ibunya kemudian tersenyum. “Okaasan tahu, You. Meskipun
ekspresimu selalu terlihat cuek–kecuali dengan adikmu–, tapi okaasan bisa tahu
hanya dengan melihat matamu. Jangan remehkan kaasan loh.”
You terdiam mendengar
komentar ibunya. “Niisan ke kamar dulu,” katanya meninggalkan Ichigo bersama
ayah dan ibunya.
Dasar okaasan seenaknya
saja berpikiran seperti itu, ujarnya dalam hati. Saat sampai di kamar, You
langsung merebahkan badannya di kasur, sambil melonggarkan sedikit dasinya.
You mendesah, ia merasa
sangat lelah hari ini. Ia berpikir, kenapa dia selalu merasa bisa tersenyum bila bersama Kurumi, ada
ketertarikan yang selama ini dirasakannya terhadap gadis itu. Sudah satu tahun sejak ia
memperhatikan Kurumi dari kejauhan.
11Hei
12Aku
pulang
13Selamat
datang (ungkapan yang digunakan saat seseorang pulang ke rumah)
14Panggilan
untuk laki-laki yang lebih tua, kakak
15Cantiknya
16Ibu
(panggilan yang biasa digunakan orang Jepang terhadap Ibu)
~To be continued ( ◕ω◕) thanks for reading
Manaseo bangawoyo, karin :D
ReplyDeleteDaebakkk ! Bagus !
Lanjutkan :D
ahaha .. gomawo deru chan ,
ReplyDelete:D