Kore wa unmei ka? (This is fate?) chapter 7
Chapter 7
You yang belum
menyelesaikan perkataannya langsung disela oleh Kurumi, “Jadi maksudmu aku
adalah orang yang akan mendatangkan masalah untukmu nantinya? Aku adalah orang
yang akan membuatmu repot, begitu?”
You menyadari perubahan
suara pada diri Kurumi. Ekspresi itu, ekspresi yang membuat You selalu merasa
sedih melihatnya. Ia bisa melihat badan Kurumi bergetar menahan tangis.
Orang-orang yang berada di
sekitar meraka menatap heran.
“Sudahlah, aku minta maaf.
Jangan pikirkan kata-kataku tadi,” sahut You membelai lembut rambut Kurumi.
Kurumi menatap You heran,
ia terlihat tidak menyangka dengan sikap You yang tiba-tiba menjadi sangat
lembut padanya.
You sedikit menunduk,
menghapus lembut air mata yang sebentar lagi akan jatuh di kedua sudut mata
Kurumi. “Aku tidak bermaksud membuatmu sedih, gomen nasai,” sahutnya lagi
menenangkan. “Ayo pulang,” ajaknya.
Kurumi yang tidak mengerti
dengan apa yang terjadi langsung hanya mengikuti You dari belakang tanpa
bertanya apa-apa lagi. Begitu sampai di depan rumah Kurumi, You lagi-lagi
membelai rambut Kurumi. “Kau tidak usah memikirkan kata-kataku tadi, mengerti?”
kata You.
Kurumi hanya mengangguk
mengiyakan.
“Baiklah, kalau begitu aku
pulang dulu,” ucapnya pamit. You langsung pergi meninggalkan Kurumi yang tetap
berdiri dalam diam di depan rumahnya.
Kenapa dia harus membuat ekspresi wajah seperti itu, pikir You. Ia memegangi
dadanya yang tiba-tiba terasa sakit, seolah-olah ada yang menekan kuat. Baru
kali ini dia merasakan perasaan seperti ini.
“Ada apa sebenarnya dengan
diriku?” ucapnya.
You melewati taman yang
berada di dekat rumahnya. Ia menatapnya sejenak, lalu berjalan menuju taman
itu. Hari semakin gelap, sepoi angin petang menyapa wajahnya. Udara di taman
ini cukup menyegarkan perasaan You yang sedang gundah.
“Haaah, sudah lama sekali
aku tidak kesini,” gumamnya pada diri sendiri sambil duduk di ayunan dan
meletakkan tasnya. Sepertinya dia perlu waktu untuk menenangkan diri. Mencerna
apa yang sebenarnya dia rasakan.
Tiba-tiba seseorang
memanggil You dari jalanan tepat di depan taman. “Oii, You!” panggil Teru
melambaikan tangan.
You tidak menanggapi
panggilan Teru, ia hanya menatapnya sejenak lalu kembali tenggelam dengan
pikirannya sendiri sambil menatap langit.
Teru tersenyum, “Sudah
kuduga kau ada di sini. Setiap ada masalah yang sulit kau temukan
penyelesaiannya, kau pasti kesini,” ujarnya berjalan ke arah You.
“Wakaranai1,” gumam You tiba-tiba.
Mendengar kata-kata You,
Teru
sempat terlihat bingung kemudian hanya tersenyum mengerti melihatnya.
“Aku benar-benar bingung
dengan perasaanku sendiri, aku.. merasa kacau,” ujar You mengacak rambutnya.
“Aku tidak tahan melihat ekspresi sedih di wajahnya itu. Aku.. aku merasa
jahat, aku.. hanya ingin membuatnya tersenyum.”
Teru terdiam sesaat
mendengar segala keluhan yang dirasakan temannya itu––sahabatnya––kemudian
menanggapi, ”Kalau begitu, kenapa kau tidak membuatnya tersenyum?” ujarnya
duduk di ayunan sebelah You.
“Entahlah,” jawabnya tanpa
melihat Teru.
“Kau masih ingat percakapan
kita kemarin You? Kau hanya belum memahami perasaanmu sendiri.”
You tidak menjawab, hanya
diam mendengarkan kata-kata Teru.
Aku hanya belum memahami perasaanku sendiri, lalu bagaimana?Bagaimana agar aku memahami
perasaanku itu? teriak
You dalam hati.
Teru melihat raut wajah You
yang terlihat frustasi. Seolah mendengar kata hati You itu dia menjawab, ”Rasakanlah, biarkan dirimu
mengenali dan memahami perasaanmu. Jangan buat egomu menutupi perasaanmu yang
sesungguhnya. Jangan biarkan egomu membuatmu menyesal nantinya.”
You hanya tertegun menatap
Teru. “Kau pernah merasakan perasaan itu sebelumnya ya?” tanyanya penasaran.
Teru yang ditanya seperti
itu
tampak sedikit terkesiap lalu membalas dengan senyuman. “Ya, aku pernah merasakannya
sebelumnya. Seseorang membuatku merasakan itu,” jawab Teru memandang langit
yang sudah gelap.
“Karena itu, aku tidak ingin kau mengalami apa yang
kurasakan, aku tidak ingin kau menyesal dan bersedih. Jangan hanya karena egomu
sampai membuatmu melukai orang yang justru ingin kau lindungi dan ingin kau
buat bahagia. Jangan hanya karena kekeras kepalaanmu membuatmu menyesalinya
dikemudian hari,” kata Teru bijak.
You hanya terdiam, mencerna
perkataan Teru. Ia tidak menyangka Teru akan berkata sebijak itu. Ia kemudian
ikut menatap langit seperti yang dilakukan Teru. Bisakah dia memahami
perasaannya sendiri, bisakah dia untuk tidak melukai perasaan orang yang justru
ingin di lindunginya, bisakah dia untuk tidak lagi mementingkan ego dan kekeras
kepalaannya, pikiran itu berputar-putar di benak You.
Dengan kehadiran Teru,
cukup membuat suasana hati You merasa lebih baik. Setidaknya membuat You
mencoba untuk lebih memahami perasaannya sendiri, berdamai dengan perasaannya.
“Tidak biasanya
kau bisa sebijak ini,” kata You tertawa, merasa lebih santai.
Teru yang
melihat itu hanya tertawa dan menjawab, “Haha, iya ya. Yang seperti ini kan
bukan gaya ku.”
*****
“Tadaima!” seru You ketika
sesampainya di rumah. Ia langsung melepas sepatunya, dan menaruhnya di rak
sepatu. “Oh, okaeri. Tidak biasanya kau baru pulang jam begini. Ichigo sudah
tidur, dia menunggumu tadi,” sahut ibu You. “Kenapa? Kau ada masalah?” tanyanya
melihat raut wajah You, anaknya.
You menghela napas.
“Okaasan dan Teru sama saja. Okaasan terlihat seolah tahu tentang perasaanku.”
“Tentu saja, aku tahu. Aku
ini okaasanmu You, aku orang yang melahirkan dan membesarkanmu, bagaimana
mungkin aku tidak mengetahui kondisi anakku sendiri,” sahut ibu You tersenyum.
“Bagaimana? Kau mau cerita?”
“Tidak sekarang. Rasanya, aku terlalu lelah,” kata
You di depan ibunya.
Ibunya hanya tersenyum
mendengar jawaban anaknya itu. “Baiklah, kalau kau memang belum mau cerita,
okaasan tidak akan memaksamu. Hanya saja, cobalah untuk lebih membuka diri,
untuk lebih jujur pada dirimu sendiri.”
“Hai. Ya. Aku mengerti. Aku ke kamar dulu,” pamit You menuju
kamarnya. Ia menyalakan lampu kemudian meletakkan tasnya di atas meja belajar,
sambil membuka dasi dan meletakkannya juga di atas meja.
Lelah. Kata itu sangat
tepat menggambarkan keadaan You sekarang, tubuh dan otaknya benar-benar sangat
lelah kali ini. Ia menuju beranda kamar dan menggeser pintu beranda itu. Angin
malam yang dingin langsung menyapanya, hawa musim dingin sungguh sudah mulai
terasa. You langsung menutup kembali pintu berandanya. Membuka lemari lalu
mengganti pakaiannya.
Setelah mengganti
pakaiannya ia langsung merebahkan badannya di atas tempat tidur. You merasa
terlalu banyak yang terjadi hari ini. Ia tidak memperkirakan apa yang akan
terjadi, ia tidak akan menyangka kalau kata-katanya akan membuat Kurumi
entahlah, merasa sedih, mungkin? You sendiri tidak yakin mengatakan bahwa
Kurumi merasa sedih akan kata-katanya, karena yang dia tahu Kurumi hanya
menganggapnya sebagai teman sekolah yang menyebalkan. Ya, itulah yang dipikir
oleh You.
Mungkin memang dialah yang
salah, dari awal seharusnya dia tidak memperhatikan Kurumi. Seharusnya dia
tetap bersikap cuek seperti yang dilakukannya sebelum bertemu dengan Kurumi.
You, You. Kau mungkin pintar dalam segala hal, tapi kau
tumpul untuk urusan ini...
Jangan hanya karena egomu sampai membuatmu melukai orang
yang justru ingin kau lindungi dan ingin kau buat bahagia. Jangan hanya karena
kekeras kepalaanmu membuat kau menyesal dikemudian hari....
Kata-kata Teru tiba-tiba
terlintas dibenaknya.
Hh, entahlah. Aku tidak yakin bisa melakukan yang kau saran
kan,
katanya dalam hati sambil menutup mata mencoba untuk melupakan sejenak masalah
yang seharian ini bercokol di dalam dadanya.
5Aku tidak
mengerti
~To be continue ( ◕ω◕) thanks for reading
Kapan nih lanjutannya??
ReplyDelete.Ceritanya seru,aku jadi mbayangin
.seandainya orang yang sebenarnya di sukai Hiro adalah Kurumi gimana ya jadinya?Terus,kalau benar gitu. You gimana ya?Kira-kira kalau Kurumi lebih milih Hiro sebelum You sempat mengutarakan perasaanya,gimana ya?
.Sedih banget tuh bakalan..
.Tapi,kalau misalnya You berani mengungkapkan perasaanya. Ntar Kurumi punya perasaan yang sama,
.Bakal jadi happy ending tuuh..
..
Aih,,malah ngira" gak jelas deh akunya..
Pokoknya,aku tunggu banget kelanjutannya cerita mu ini..
Ganbatte nee~~~ ^,^'
gomen kudasai ..
ReplyDeletehughh.. aku baru baca komenku hari ini.. i neglected your comment almost 2 months ..
komenku kea semangat buat aku.. TTATT
makasih banyak {}..
karena ga ada yang komen aku kira ga ada yang baca . ternyata ada :)
aku belum sempat post cerita berikutnya gara" sibuk jadi maba hehe ..
hontou ni,, hontou arigatou desy-chan :)